“Brings Best Indonesian Spices, from Farm to Global Market” Kuliah Pakar Prodi Farmasi Stikes Notokusumo Yogyakarta

Farmakognosi merupakan salah satu ilmu yang mempelajari tentang bagian-bagian tanaman atau hewan yang dapat digunakan sebagai obat alami. Kita ketahui bahwa Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati baik hewan maupun tumbuhan yang berpotensi sebagai obat yang sangat mungkin untuk dikembangkan dan diberdayakan lebih lanjut.

Kuliah pakar yang telah diselenggarakan pada hari Senin, 24 Juli 2023 ini mengambil judul Tanaman Obat Indonesia Sebagai Komoditi Bernilai Ekonomi Tinggi. Tidak kita pungkiri kebenarannya bahwa rempah Indonesia belum sepenuhnya diolah menjadi bahan baku tanaman obat dengan baik dan benar. Melalui pemaparan dari narasumber bapak Andhika Mahardika yang merupakan founder dan CEO CV. Agradaya Indonesia, membuka wawasan tentang bagaimana pengembangan herbal Indonesia ini dari hulu ke hilir yang dikenal sebagai sustainable herbs and spices ecosystem. Produk herbal bernilai ekonomi tinggi dimula dengan penanaman tanaman rempah yang memberdayakan petani dengan pertanian alami dan ramah lingkungan. Selanjutnya bagaimana proses setelah pemanenan yang didukung dengan penerapan teknologi yang tepat untuk menghindarkan kontaminasi serta pengaruh lingkungan lain yang mempengaruhi kualitas. Standar rumah produksi minimal tersertifikasi BPOM juga merupakan hal penting dalam menjaga kualitas ini.

Ditengah gempuran Covid 19 beberapa waktu lalu, produk rempah justru naik daun. Komoditi herbal bukan lagi hal yang dipandang sebelah mata dengan perkembangannya saat ini dimana telah adanya klinik jamu, profesi dokter dan apoteker praktek herbal, produk biofarmaka, kosmetik herbal serta berkembangnya café jamu yang menarik kawula muda untuk selalu bangga dengan herbal Indonesia yang tidak kalah dengan ayueveda di India maupun TCM dari Cina. 

Brings Best Indonesian Spices, from Farm to Global Market”. Bagaimana tanaman obat Indonesia bisa bernilai ekonomi tinggi sehingga bisa bersaing di pasar global? Jawabannya adalah kita seorang farmasislah yang telah mengetahui, memahami dan memiliki ilmunya bagaimana menjaga kualitas bahan baku obat tradisional. Tinggal bagaimana kedepannya apakah ilmu ini akan berhenti di bangku perkuliahan? Ataukan akan diaplikasikan untuk kesejahteraan manusia?

Bagikan Artikel:
IMG-20211014-WA0007-300x300
IMG-20211015-WA0002-1024x1024
17-1024x1024
18-1024x1024
WhatsApp-Image-2022-01-11-at-10.09.24-1024x1024
WhatsApp-Image-2022-01-21-at-08.58.21-1024x1024
WhatsApp-Image-2022-01-20-at-09.33.29-1-1024x1024
previous arrow
next arrow